Sabtu, 02 April 2011

SURATKU BUAT SAHABAT

Kawan-kawanku, yang juga saudara-saudaraku, yang walaupun tak berasal dari darah yang sama, telah menerimaku untuk mejadi saudara. Di antara kalian semua, sudah banyak dari antara kita yang lama tak saling jumpa, kehilangan komunikasi dsb, walaupun alat komunikasi dan informasi sekarang semakin canggih. Sejauh itu, sejauh waktu diaman kita tak saling berjumpa, pasti nya banyak hal telah berubah pada kita masing-masing. Cara pandang yang baru, status yang baru, lingkungan yang baru, dan hal-hal lainnya, saling mempengaruhi dan juga mempengaruhi kita dan terus membentuk kita, baik fisik maupun mental.

Dunia dan manusia selalu dan akan terus berubah, cepat ataupun lambat. Jejak-jejak kaki yang kita tinggalkan di jalan berdebu, telah hilang oleh tiupan angin dan tetesan air hujan. Coretan di dinding telah hilang oleh lumut dan jamur. Apakah yang tertinggal? Memoriku tentang kalian tak akan pernah hilang. Ikatan yang kita bentuk, walaupun dalam waktu yang singkat dan interaksi yang tak intens akan selalu kita jaga. Aku tak berani berharap lebih dalam hal itu. Apakah arah panah hanya satu arah ataukah dua arah?

Bertahun-tahun kegelisahan terus datang padaku. Aku terus mencoba melawannya tapi kegelisahan itu tak pernah hilang. Di luar sana, kudengar jeritan2 tanpa suara, siang dan malam. Ketika aku mencoba berdiam, aku dengar bahwa jeritan itu juga ada dalam diriku. Saudara-saudara kita menjerit di luar sana kawan2. Di luar sana banyak orang yang bagaikan orang terluka yan sedang dibius. Mereka terluka tapi tak sadar kalau mereka luka, karena bius acara2 di TV dan kesenangan2 kecil lain menghilangkan kesadarannya.

Di sekitar kita kulihat derita dan ketidaktahuan…
Ah! Entah bagaimana aku harus menceritakan semuanya.. semuanya ada di sekitar kita. Mungkin mata kita saja yang tak mau melihat, mungkin telinga kita saja yang tak mendengar, atau mungkin hati dan pikiran kitalah yang telah kita matikan untuk mereka.

Lagipula, sadar atau tak sadar, dalam keadaan nyaman ataupun sengsara, kita juga adalah korban.
Hanya ini yang bisa kutuliskan saat ini untuk kalian. Secara fisik aku sedang sehat, hanya hati dan pikiranku yang sedang tak tenang.
Doa dan cintaku selalu untuk kalian..

TTD:


Ronald Rantealang


NB: bukannya aku suka bersusah hati, tapi mau diapa lagi. Hanya saja, kesusahan bukanlah berarti bahwa aku akan larut disitu.

Harus ada tindakan yang kita lakukan, dan aku akan terus melakukannya

Kalau ada waktu akan mengirim surat lagi

Sumber:
http://www.facebook.com/note.php?note_id=445191386902

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan posting komentar teman-teman...
Hormatku
JIMMI RANTEALANG