Jumat, 25 Maret 2011

SESAAT PAHIT TERSIRAT


(Di Tempat Kerja)
Matahari terik menyengat
Penat
Aku butuh istirahat

Tubuh terus mengucurkan keringat
Bukan petunjuk kalau badan sehat
Lantaran hanya karena matahari panas sangat
Debu ikutan tak bersahabat
Di kulit menumpuk, melekat
Minyak di kulit menjadi perekat

Butuh berhenti sesaat
Setidaknya sampai matahari condong ke barat
Dan sedikit terasa lebih hangat

Bangsat!
Mandor-mandor mengawas sangat ketat
Tak peduli kalau kami sedang sekarat
Keparat!

(Sambil Melepas Lelah di Rumah)

Hidup selalu berat
Walau sehari lewat tak juga kunjung kiamat
Besok kembali kerja dan harus giat
Kalau ga bakal dipecat

Dulu sekolah aku ga tamat
Jika lanjut mungkin aku sudah pejabat
Tapi apa boleh buat
Belum 14 tahun aku hidup orang tua sudah wafat
Tapi mungkin jalan hidupku sudah tepat
Umumnya pejabat tak lebih baik dibanding penjahat

Benar ga ya ada akhirat?
Aku ingat
Pak ustadz bilang tentang akhirat
Pada suatu kali waktu sholat jumat
Katanya ada api menyala-nyala untuk yang jahat dan sesat

Itu sudah betahun-tahun lewat

Terkadang aku berharap riwayatku segera tamat
Ditabrak mobil atau disambar kilat
Kematian yang cepat
Aku tak peduli bagaimana cara ke akhirat
Disambut setan neraka atau malaikat
Sama-sama nikmat

'Tobat!'
'Kiamat sudah dekat!'
Bah! Bukannya sudah umum dalam masyarakat
Orang tak berpikir tentang akhirat selagi masih sehat

Apakah manusia semakin sesat dan bejat?
Entahlah.. Mungkin malah lebih berpikir sehat
Yang benar hanyalah apa yang terlihat
Siapa yang peduli cerita tentang malaikat yang rajin mencatat?

Di dunia yang menang adalah yang kuat
Atau yang lemah tapi pandai menjilat

Ga usah peduli ajaran agama atau ajaran adat
Cukup bertindak yang sesuai saat kondisi sedang tepat
(ga usah peduli bakal ada yang mengumpat)
Yang begini yang akan selamat

(Tengah Malam, Mata Tak Juga Terpejam)

Kenapa malam tak bergerak lebih lambat?
Kenapa siang tak lebih cepat
Biar bisa lebih bayak istirahat
Dan sedikit waktu untuk kerja yang berat

(ga terasa sudah jam tiga pagi. Dia membaringkan tubuhnya di ranjang. Entah mimpi apa, terdengar igauannya..
Bangsat! Keparat! Laknat!... Bahkan dalam mimpi pun tetap ga nyaman hidup si kawan)

oleh Ronald Reagan Rantealang pada 24 Januari 2011 jam 3:32

2 komentar:

  1. Bangsat!
    Mandor-mandor mengawas sangat ketat
    Tak peduli kalau kami sedang sekarat
    Keparat!


    ini kata2 yg pling lengket di pikiranku yg suatu Saat mngkin akan saya lontarkan pula...!!!hikhikhik

    BalasHapus

Silahkan posting komentar teman-teman...
Hormatku
JIMMI RANTEALANG